Pionir-IX

Inspirasi dan morivasi hidup termasuk di dalamnya semangat berkhidmah untuk kehidupan bisa datang dari manapun. Bisa dari hasil refleksi (perenngan) mendalam, bisa dari fenomena sosial bisa dari adanya pertemuan, perkumpulan dan even yang melibatkan banyak orang. Kadang kita perlu ngecash, mengisi batre diri ini agar tetap semangat melakoni kehidupan. Melakoni khidmah yang disitu ada semangat perjuangan dan pengorbanan.

Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) yang akan kita gelar pada tanggal 15-21 Juli 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang diharapkan mampu menjadi penyemangat agar siapapun yang terlibat dalam even bergengsi mahasiswa PTKIN itu. Malang menjadi sumber motivasi dan inspirasi untuk meneguhkan kembali semangat mengabdi di dunia kemahasiswaan. Malang akan menjadi penuai benih semangat berjuang (jihad) agar mahasiswa PTKIN yang selama ini kita bina dapat berkembang kecerdasan majemuknya. Malang akan menjadi penggugah kita dari tidur panjang dan absen diri atas pelbagai fenomena dan dinamka pengembangan kemahasiswaan.

Kurang lebih 1 juta lebih mahasiswa UIN, IAIN dan STAIN membutuhkan kehadiran dan peran aktif para pendamping, pembina dan sekaligus orang tua seperti kita, utamanya Bapak dan Ibu WR/WK III PTKIN se-Indonesia. "Semagat" menjadi cermin komitmen penting agar mahasiswa yang kita bina juga semangat. Api perjuangan dan kadang pengorbanan harus selalu menyala pada diri bapak dan ibu. Apalagi di tengah kultur dan budaya kampus yang masih memerlukan perjuangan untuk keberpihakan kepada dunia kemahasiswaan. Kalau bukan bapak ibu siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi.

Menjadi pendamping dan orang tuanya mahasiswa itu asyik dan menjadi sebuah kehormatan. Bukan sebaliknya. Karena bapak dan ibu adalah berperan sebagai pendidik (paedagog) yang akan membekali intelektual, mental dan spiritual mereka secara umum. Pada saat yang sama juga sebagai idiolog, yaitu menanamkan idiologi kepada mahasiswa agar terus menjadi pilar pembangunan. Sebagai Sang idiolog harus mendampingu mereka sampai tuntang agar mereka tumbuh menjadi pejuang kemanusiaan dan peradaban. Peran ketiga bapak ibu adalah sebagai aktor penggerak, bagi anak muda sebagai kekuatan pembangunan.

Itu tidak dapat diperankan oleh sembarang. Nasib mereka ada ditangan bapak dan Ibu WR/WK III. Karenanya rasa yang belum mantap dan masih ragu berada dilingkkungan mahasiswa harus dihilangkan. Respon yang kurang cepat atas fenomena dan kehadiran untuk kepentingan mahasiswa harus ditepiskan. Malang akan mmenjadi penumbuh api semangat, jika kita mampu mengambil pelajaran terdalam. Mahasiswa adalah asset penting bagi bapak dan ibu lebih luas adalah asset pengembangan kampus PTKIN.

Tidak berlebihan jika PIONIR Malang adalah ekspektasi dari banyak orang. PIONIR Malang adalah impian akan bangkitnya kesadaran bahwa mahasiswa adalah sangat penting bagi civitas akademika PTKIN. Sampai bertemu pada perteuan WR/WK III PTKIN 23-25 Juni 2019 di Malang.